Jumat, 24 April 2009

Abon Sapi atau Babi?

Jumat, 24 April 2009
Berita dicampurkannya daging babi pada abon dan dendeng sapi membuat masyarakat resah. Anehnya dari berbagai label bermasalah ada yang bersetifikat halal. Berita tersebut bermula dari publikasi BPOM yang curiga dan menguji produk ternyata dihasilkan sebuah kesamaan antara DNA daging babi dan abon atau dendeng sapi. Tentu ini bukan masalah ringan, karena halal-haram dalam makanan bisa menjadi pemicu masalah besar dalam masyarakat kita.
Bila diusut motifnya ternyata, lagi-lagi produsen tergiur keuntungan besar. Berdasarkan hitungan matematis yang sederhana, selisih harga bahan dasar daging sapi dan danging babi sangan besar sekitar 40 ribu hingga 50 ribu perkilo. Sehingga bila diganti bahan dasar atau disubtitusi maka produsen dapat tambahan untung sekitar 20 ribu hingga 40 ribu perkilo.
Beberapa label yang bermasalah antara lain; lezaat, kepala sapi, ACC, Limas dan daging sapi Istimewa yang di produksi di daerah Jawa Timur dan Jawa Barat.
Fakta yang cukup mencengankan, ternyata ada sebagian produsen abon di Jawa Barat yang menggunakan bangkai babi yang kalah setelah diadu dengan anjing. Babi tersebut tentu terdapat banyak gigitan anjing yang dengan begitu juga banyak liur anjing yang ikut. Banyak daging babi yang sudah mengeluarkan bau yang tidak sedap. Harga bangkai babi tersebut pasti lebih murah dari pada yang di pasaran.
Produsen tentu memahami betul bila daging yang diolah dalam bentuk abon atau dendeng dan dicampur dengan daging sapi, maka sangat sulit masyarakat mengetahuinya. Oleh karena itu, beberapa produsen mencoba meraih keuntungan yang besar dengan cara yang merugikan konsumen. Bila yang melakukan banyak produsen, bisa jadi ini sudah lama dan sesama produsen saling mengetahui praktek curang tersebut.
Kasus ini sebenarnya bukan hal baru bagi masyarakat kita, namun umat Islam sebagai konsumen terbesar selalu menjadi korban. Oleh karena itu banyak pihak yang harus terus mengawasi dan menjaga terutama pemerintah.

(Diolah dari berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar